Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru beserta staf TU sekolah, juga siswa siswi yang berbahagia. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam acara dan upacara
Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkanlah saya selaku pembina upacara untuk menyampaikan sepatah-dua patah kata kepada kalian semua untuk menyampaikan sebuah amanat tentang tanggung jawab.
Membicarakan tentang tanggungjawab mungkin bisa diartikan dengan konsekuensi yang harus diterima atas apa yang sudah dilakukan atau di pilihnya. Telah sering kita mendengar kata “lepas tanggungjawab” yang artinya tidak mau mempertanggungjawabkan terhadap perbuatannya atau bisa disebut “lempar batu sembunyi tangan”. Ada tiga hal penting yang harus dipahami oleh seorang pelajar atau siswa tentang tanggungjawab.
1. Tanggung jawab sebagai seorang pelajar/siswa
Setiap siswa-siswi diharuskan untuk menanamkan rasa tanggungjawab terhadap diri setiap pelajar. Terkait dengan tanggungjawab siswa sebagai pelajar diantara lain yakni belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah dengan baik, seta disiplin dalam menta’ati tata tertib yang ada disekolah. Jadi intinya tanggungjawab harus dimiliki oleh setiap siswa atau pelajar.
Namun, dalam kenyataannya banyak siswa-siswi yang merasa terbebani kewajiban mereka sebagai pelajar. Di Jaman now siswa datang ke sekolah tujuannya bukan lagi untuk belajar, Namun, sekolah dijadikan sebagai tempat untuk ketemu, bisa kumpul dengan teman-teman, ngobrol dan lain-lain.
Padahal tugas sejati seorang pelajar, ya untuk belajar dan menimba ilmu. Akan tetapi ini realita dan potret siswa jaman now. Memiliki banyak keinginan namun tidak mau bersusah payah. Diibaratkan menyerah sebelum berjuang, dan merasa kalah sebelum bertanding.
2. Tanggung jawab sebagai seorang anak
Terkait dengan tanggungjawab sebagai seorang anak, kita tahu semua bahwa orangtua tidak menginginkan banyak hal kepada kita semua sebagai seorang anak. Namun, para orangtua hanya memiliki satu keinginan terhadap anaknya yakni agar anak-anak saya bisa bersekolah, belajar dengan baik sehingga kelak lulus mempunyai kehidupan lebih baik dari keadaan orangtuannya seperti sekarang. Sekali lagi, hanya itu wahai para siswa yang saya cintai dan sayangi.
Pernahkah kita membayangkan, bagaimana orangtua kita membanting tulang untuk mencari biaya agar kita bisa sekolah. Setiap orangtua tidak pernah terbersit sedikit pun didalam benak mereka untuk minta imbalan kepada kalian terhadap apapun yang telah mereka berikan.
Pernahkah kita memikirkan, bagaimana kerja keras orangtua kita yang hanya untuk kita, akan tetapi apa balasan yang kita berikan kepada mereka. Kenyataannya semua pengorbanan nya hanya kita balas dengan kemalasan dan hura-hura saja. Kita berpamitan ke sekolah untuk belajar, akan tetapi disekolah kita hanya bermalas-malasan, ngobrol dengan teman dll. Sekali lagi inilah potret siswa jaman now, mudah-mudahan kita tidak termasuk yang seperti itu.
3. Tanggung jawab sebagai seorang hamba
Sudahkah kita menjalankan kewajiban kita sebagai orang yang beragama. Kenyataannya, masih banyak diantara kita yang dibilang mampu secara akademis serta tercukupi dari segi materi juga, akan tetapi jiwanya kosong karena jauh dari agama.
Maka dari itu, setiap para siswa yang ada disini jangan pernah sekali-kali meninggalkan kewajiban sebagai seorang hamba, Janganlah banyak meminta akan tetapi kalian melupakan tugasmu sebagai seorang hamba Allah SWT.
Apakah kita hanya mau mendekatkan diri pada-Nya manakala ketika kita sedang mengalami kesusahan dalam kehidupan. Mungkin akan lebih nikmat jikalau kita mendekat kepada-Nya sebelum kita mengalami keadaan yang terhimpit yang akan memaksa kita untuk memohn kepada Allah SWT.
Nah mari kita bayangkan betapa indahnya hidup kita apabila ketiga tanggungjawab sebagai pelajar, anak, dan hamba saling terintegrasi. Insha Allah akn terbentuk siswa-siswi yang cerdas baik secara akademik serta terbentknya pribadi yang sholeh sholeha sehingga akan terbentuknya sebuah generasi penerus yang membanggakan untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Demikian yang bisa saya sampaikan Akhiru Kallam Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamu ‘Alikum Warohmatullohi Wabarokatuh..