- Langsung menyebutkan pokok persoalan. Komunikator menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakannya dan memberikan kerangka pembicaraannya. Cara ini biasanya dilakukan bila topik adalah pusat perhatian khalayak.
- Melukiskan latar belakang masalah. Komunikator menjelaskan sejarah topik, membatasi perngertian, dan menyatakan masalah-masalah utamanya.
- Menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang tengah menjadi pusat perhatian khalayak.
- Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati.
- Menghubungkan dengan tempat komunikator berpidato.
- Menghubungkan dengan suasana emosi (mood) yang tengah meliputi khalayak.
- Menghubungkan dengan kejadian sejarah yang terjadi di masa lalu
- Menguhubungkan dengan keperluan vital pendengar
- Memberikan pujian pada khalayak atas prestasi mereka
- Memulai dengan pernyataan yang mengejutkan
- Mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan
- Menyatakan kutipan
- Menceritakan pengalaman pribadi
- Mengisahkan cerita faktual, fiktif atau situasi hipotetis
- Menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya
- Membuat humor.
- Mulailah setenang mungkin.
- Pikirlah sesuatu yang positif untuk melenyapkan rasa takut.
- Jangan memulai pidato dengan membaca dan terikat pada teks, tetapi bicaralah bebas.
- Jangan mulai dengan meminta maaf.
- Memulai pidato dengan nada positif.
- Berusahalah untuk menarik perhatian pendengar dan menciptakan kontak dengan mereka.
- Mulailah pidato dengan cara yang lain, tetapi menarik. Artinya tidak usah memulai dengan rumusan-rumusan umum yang selalu sama.
- Bernafaslah sedalam-dalamnya sebelum mulai berbicara.
- Mulailah berbicara, bila seluruh ruangan sudah tenang.
- Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan.
- Cara yang paling mudah dalam menyimpulkan ini adalah dengan membilangnya dalam urutan satu, dua, tiga, dan seterusnya.
- Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan setelah menyebutkan ikhtisar pidato atau tanpa ikhtisar pidato.
- Mendorong khalayak untuk bertindak (Appeal for Action). Cara ini biasanya dipakai terutama untuk menutup pidato persuasif yang ditujukan untuk memperoleh tindakan tertentu dari khalayak.
- Mengakhiri dengan klimaks.
- Karena akhir pidato merupakan puncak seluruh uraian, maka menuju penutup pidato dapat dilakukan dengan uraian menjadi lebih penting dan lebih patut mendapat perhatian.
- Mengatakan kutipan sajak, kitab suci, peribahasa, atau ucapan ahli.
- Kutipan dapat menambah keindahan komposisi, asal kutipan yang dipakai tersebut ada kaitannya dengan tema yang dibicarakan atau menunjukkan arah tindakan yang harus dilakukan.
- Menceritakan contoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan.
- Ilustrasi ini harus berbentuk cerita yang menarik perhatian yang menghidupkan jalannya uraian. Panjang pendeknya cerita dapat disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
- Menerangkan maksud sebenarnya pribadi pembicara.
- Memuji dan menghargai khalayak.
- Pujian yang efektif adalah pujian yang wajar, ikhlas, dan tidak berlebih-lebihan.
- Membuat pernyataan yang humoris atau anekdot lucu.
- Kalau bukan ahli, cara menutup pidato inilah yang paling sukar dilakukan.
Baca Juga :
Contoh Pidato Lengkap